Senin, 02 Mei 2016

JENIS-JENIS LAYANAN BK



A.    Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan di sekolah.Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.

Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling:

1.      Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman

PERSILANGAN GEN TERPAUT SEKS PADA DROSOPHILA




Dalam setiap individu memiliki dua macam kromosom, yaitu autosom dan gonosom (seks kromosom). Setiap individu ini ada yang berjenis kelamin jantan dan  kelamin betina yang  mempunyai autosom yang sama , maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya tanpa membedakan jenis  seks (kelamin). Contohnya sifat keturunan pada jari yang lebih, warna mata, warna rambut dan bentuk rambut dan albino yang dapat diwariskan dari orang tua , tetapi keturunan F1 maupun F2 tidak pernah disebut jenis kelamin.
Selain gen-gen autosomal yang demikian itu, dikenal pula gen yang terdapat di dalam kromosom kelamin. Peristiwa rangkaian kelamin “ Sek Linkage”  . Sedangkan gen-gen yang terdapat pada pada tangkai kromosom kelamin dinamakan gen terangkai kelamin   “Seks-Linked genes “. Berhubungan dengan itu dapat dibedakan atas gen yang terangkai_X , “X-linked gane “adalah gen yang terangkai pada kromosom_X dan gen yang terangkai_Y “ Y-linked gane “ yang terangkai pada kromosom_Y.

GERAK PADA TUMBUHAN



    A.    Gerak Tropisme
Gerak bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut tropisme. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme dan kemotropisme.
1.      Fototropisme
Ujung batang tumbuhan selalu tumbuh kea rah sumber cahaya. Bila cahaya datang dari atas, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Tanaman pot yang diletakkan dalam ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok kea rah datangnya cahaya. Tropisme yang disebabkan oleh rangsangan cahaya disebut fototropisme.
Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas kea rah cahaya.
2.      Geotropisme

FUNGSI MINERAL DAN GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA





A. Fungsi Mineral
Mineral diperlukan oleh tanaman terutama dalam transpor. Misalkan suatu zat mineral berupa larutan hinggap pada salah satu daun, maka dalam hitungan detik, zat tersebut diserap oleh ektodesm yang ada pada permukaan daun. Dan tidak lama kemudian zat tersebut dialirkan ke bagian-bagian tanaman. Kejadian ini berkaitan erat dengan adanya proses fotosintesis di daun.
Ketersediaan unsur-unsur hara (mineral) makro dan mikro tersebut sangat penting karena setiap zat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. Hal itu pula yang mengakibatkan kebutuhan tanaman untuk setiap zat berbeda-beda jumlahnya. Seperti kita tahu, tanaman memerlukan banyak unsur Nitrogen, Phosphor dan Kalium dalam jumlah banyak, sedangkan mineral lain diperlukan lebih sedikit.

VITAMIN



VITAMIN
A.    Pengertian vitamin
                 Vitamin (bahasa inggris : vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karena itu tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.

PROTEIN



PROTEIN

A.    STRUKTUR PROTEIN
Protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti “ barisan pertama”. Kata yang diciptakan oleh Jons J. Berzelius pada vtahun 1938 untuk menekankan pentingnya golongan ini. Protein memegang peran dalam hampir semua proses Biologi. Protein dibentuk dari 20 macam Asam Amino. Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Suatu Asam amino-a terdiri dari gugus amino, gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu, yang semuanya terikat pada atom karbon a. Asam karbon ini disebut a karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam). Gugus R menyatakan rantai samping. Asam amino yang diperlukan tubuh ada 20 macam. Sepuluh diantaranya sangat penting bagi pertumbuhan sel-sel tubuh manusia dan tidak dapat dibuat dalam tubuh,  sehingga harus didapatkan dari luar tubuh. Asam amino itu disebut asam amino esensial. Selain asam amino esensial terdapat juga asam amino non-esensial. Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh manusia. Bahan bakunya berasal dari asam amino lainnya. Namun ada juga yang mengatakan bahwa asam amino terbagi menjadi 3, ditambah dengan asam amino semiesensial.Asam amino semiesensial adalah asam amino yang dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial.  (Stryer, 2000 : 17-18)